Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An Nisaa : 48)
Syirik dibagi menjadi dua menurut keburukan kualitas kedurhakaanya
kepada Alloh:
- Syirik Besar
- Syirik Kecil
Seseorang yang melakukan Syirik Akbar disebut orang Musyrik. Musyrikin
dapat menjadi Kafirin ketika mereka melakukan Syirik Besar (Akbar)
dengan tegaknya hujah kepadanya dan pelakunya terlepas dari
batasan-batasan takfir seperti contohnya adanya paksaan (atau ikrah) dan
intifa'ul qosdi (atau kesengajaan). Pelaku dosa besar...tidak bisa
disebut sebagai Kafirin... tetapi orang yang menampakkan peribadatan
kepada selain Alloh itu bisa masuk sebagai Musyrikin...walau belum
datang hujah kepadanya.
Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir,aku tidak akan beribadah apa yang kamu ibadahi.(QS. Al Kafirun: 1-2)
Salah Kaprah tentang Makna Ibadah
Jangan artikan ibadah dengan menyembah.. itu merupakan pengertian yang
naif sekali. Beribadah itu adalah TAAT dan TUNDUK. Ingat.. TAAT, TUNDUK,
HUKUM tidak bisa dipisahkan. Jadi engkau dikatakan beribadah kepada
Alloh jika engkau taat dan tunduk pada hukum (aturan) Alloh Swt. Kalau
engkau taat dan tunduk pada sebuah Tombak yang tidak ada artinya (tidak
mendatangkan manfaat dan madhorot) berarti engkau telah beribadah kepada
Tombak itu...
Maka
Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir,aku tidak akan beribadah apa yang kamu ibadahi.(QS. Al Kafirun: 1-2)
Orang-orang yang beriman tidak akan beribadah seperti ibadah orang-orang
kafir, yang telah menyimpangkan ketaatan dan ketundukan kepada selain
Alloh kepada aturan selain aturan Alloh Swt.
Apa dasarnya ibadah adalah taat dan tunduk..?? adalah pada surat Yusuf
ayat 40
....Keputusan hukum (aturan) itu hanyalah kepunyaan Alloh. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak beribadah kepada selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Yusuf: 40)
Lihat pada ayat di atas, perintah tentang beribadah kepada Alloh Swt,
mempunyai korelasi dengan hukum (aturan) Alloh Swt. Manusia, dan
siapapun tidaklah berhak membuat hukum sendiri, karena keputusan hukum
(aturan ) itu hanyalah kepunyaan Alloh... Sehingga, seharusnya dalam
menetapkan sesuatu, manusia mesti merujuk pada Al Qur'an dan Al Hadits,
tanpa harus mengikuti hawa nafsu untuk membuat aturan sendiri. Seperti
lihat, mereka menetapkan aturan untuk memandikan Kyai Upas (sebuah
tombak) yang disakralkan...
Dan janganlah kamu mengadakan tuhan ( ilah) yang lain di samping Alloh. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Alloh untukmu. (Qs. Adz Dzariyat: 51)
Sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat Tulungagung yang masih
banyak terdapat acara-acara kesyirikan yang menyesatkan seseorang
sejauh-jauhnya. Maka saya menghimbau, bagi siapa pun, untuk tidak meniru
jalan orang-orang musyrik seperti yang nampak pada foto-foto di Jamasan
Kyai Upas. Mereka tidak dipaksa untuk melakukanya.. bahkan mereka suka
rela untuk melakukanya.. Sungguh ini merupakan perbuatan kesyirikan yang
harus dihindari dan dicegah keberadaanya.. kelanggenganya..
Ingatlah.. jikalau engkau merasa nyaman dengan acara kesyirikan
tersebut, jika engkau merasa sejahtera dengan acara tersebut.. engkau
berarti sedang mendapatkan siksa Hati. Siksa Hati itu lebih sulit untuk
diobati, karena kebanyakan orang tidak terasa dengan penyakitnya itu.
Ingatlah.. ketika engkau berbuat kesyirikan dan bahkan engkau terjatuh
pada kemusyrikan atau bisa saja mengakibatkan engkau Kafir, maka di
dunia ini engkau akan mendapatkan siksa hati. Siksa hati ini akan
dialami oleh kebanyakan orang musyrik dan orang kafir yang merasa senang
dengan gelimang kemusyrikanya, dengan gelimang kekafiranya. Sehingga
mereka tidak mengetahui akibat dari perbuatan yang mereka lakukan itu.
Yang Jelas.. tidak akan berkumpul pada diri seseorang antara Tauhid dan
Syirik. Jika ada tauhid.. maka Syirik akan hilang, jika ada Syirik..
maka syirik akan hilang.. Begitu juga orang.. kalau orang itu musyrik..
maka dia bukan muslim, kalau dia muslim, maka dia bukan seorang musyrik.
Ritual Syirik oleh orang-orang musyrik. |
Engkau mungkin akan melihat kebanyakan dari mereka akan hidup sejahtera dalam pandangan mata kita. Engkau akan melihat betapa enak, betapa nyaman terhadap apa yang mereka lakukan selama ini.. Tetapi mereka sedang mendapat siksa hati. Siksa hati ini akan menerpurukkan seseorang pada cahaya kebenaran, pada cahaya yang dapat menuntunya ke jalan yang benar. Siksa hati ini membuat pelakunya akan merasa nyaman dengan kehidupan dunianya dan tidak mempedulikan keadaannya di akhirat kelak. Itulah yang perlu kita ketahui. Alloh Swt. menyiksa hatinya dan membiarkanya tergelimang dalam kesesatan dalam waktu yang singkat di dunia ini. Tetapi kelak.,.. setelah tiba waktunya mereka berpisah dengan kehidupan dunia ini. dan berganti dengan kehidupan akhirat.. barulah yang berlaku siksa fisik....
Siksa hati itu diberikan kepada orang musyrik dan orang kafir yang dapat
menerpurukkan hatinya di dunia ini sehingga kondisi yang akut dari
akibat ini adalah mereka tidaklah mengingat Alloh Swt. melainkan sedikit
sekali. Sedangkan kelak mereka yang melakukan kesyirikan dan kekafiran
kelak engkau pasti akan menjumpai siksa fisik di Akhirat.
Banyak warga yang terjebak dengan acara kesyirikan ynng dibungkus dengan
indah atas nama pelestarian kebudayaan atau atas nama kesenian. Mengapa
demikian.. apakah kiranya orang-orang yang menyimpang dari ajaran yang
benar dari Al Qur'an dan Al Hadits mereka itu lupa dengan statusnya di
saat mereka melihat KTP nya. Kalau engkau sadar bukan hanya tulisan
saja.. maka engkau tentu melihat sesuatu atas dasar Al Qur'an dan Al
Hadits, bukan atas dasar pelestarian budaya.. Ingat.. ini merupakan
himbauan kepada anda yang masih terlibat dengan acara syirik ini...
untuk segera meninggalkanya.
Engkau akan mengetahui bagaimanakah jawaban mereka jika mereka
diingatkan dengan Al Qur'an dan Al Hadits?
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Alloh.” Mereka menjawab, “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.” “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”
[QS. Al-Baqarah (2): 170]
Sudahlah.. jangan berfikir secara kerdil bahwa mungkin seseorang akan
berfikir dan menertawakan cerita yang mungkin pernah mereka dengan
perihal suatu berhala yang dihancurkan oleh Nabi Ibrahim. Ingat.. jika
kalian menertawakan itu.. atas ilmu yang engkau ketahui tentang berhala
dalam kisah yang pernah diriwayatkan kepadamu... Tetapi engkau
meninggalkan realitas yang ada pada sekarang ini.. Berhala itu sekarang
ini adalah Tombak yang mereka anggap dapat mendatangkan manfaat maupun
Madhorot. Tombak itu menjadi illah selain Alloh Swt.
Ini sungguh acara Kesyrikan yang kian mendekatkan pelakukanya pada ke kafiran.. maka tinggalkan acara tersebut.. tinggalkan membantu memplokamirkan acara tersebut sebagai wujud pelestarian budaya baik dengan lisan, tulisan, maupun hati.
Simak Tulisan di bawah ini... untuk lebih memantapkan anda dalam berfikir tentang Tauhid dan Syirik, tentang Muslim dan Musyrik.. tulisan ini saya ambil dari millahibrahim.wordpress.com.
Banyak
orang mengetahui terjemahannya tapi tidak
mengetahui maknanya, jika orang yang pernah mengkaji tauhid
mengartikannya:
“tidak ada tuhan yang berhak diibadati selain Alloh”, sedangkan
orang yang
mengetahui sebatas terjemahannya mengatakan: “Tidak ada Tuhan selain
Alloh”.
Sedangkan maknanya adalah harus mengetahu hakikat uluhiyyah dan
ubudiyyah,
hakikat ibadah yang hanya boleh ditujukan kepada Alloh, sehingga ketika
orang
mengucapkan Laa ilaaha illallaah itu maka dia berada di atas
ilmu, yaitu
mengetahui apa yang harus dia tinggalkan dan apa yang harus dia lakukan.
Syaikh
Muhammad Ibnu
Abdil Wahhab rahimahullah menjelaskan
bahwa Laa ilaaha illallaah menuntut orang muslim dari menafikan empat
hal,
yaitu:
- Arbab,
- Alihah,
- Andad dan
- Thaghut.
Dan
berikut ini adalah penjelasannya:
a.
Alihah
Alihah
adalah kata
jamak dari ilah yang artinya tuhan. Syaikh Muhammad
Ibnu Abdul Wahhab rahimahullah mengatakan secara khusus
tentang definisi ilah atau tuhan ini: “Sesuatu yang engkau
tuju dengan suatu hal dalam rangka tolak bala atau meminta manfaat”.
- Contoh: Batu besar… batu dituju oleh orang dengan suatu hal (yaitu sesajian atau yang sejenisnya), berarti batu itu dituju oleh orang dengan maksud meminta manfaat atau meminta dijauhkan dari bala (bencana). Maka di sini batu itu telah menjadi ilah selain Alloh atau telah dipertuhankan selain Alloh.
- Contoh: Pohon besar… orang datang ke pohon itu dengan membawa sesajian atau berupa sembelihan atau yang semisalnya. Maka ini pasti ada maksudnya, karena tidak mungkin orang membawa atau menyimpan sesaji-sesajian di pohon tersebut tanpa ada maksud, sedang ini tidak akan lepas dari dua hal: minta untuk penolakan bala atau minta manfaat. Ini berarti pohon tersebut telah diperlakukan sebagai ilah (tuhan) selain Alloh oleh orang tersebut.
- Contoh: Kuburan… ia di tuju oleh orang dengan suatu permintaan, dan ini tidak akan lepas dari dua hal, jika tidak meminta manfaat maka ia minta ditolakkan dari bala, ketika orang datang ke kuburan yang dikeramatkan itu maka berarti dia telah menjadikan kuburan tersebut sebagai ilah (tuhan) selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
- Contoh: Jin… ketika orang mau membangun sebuah rumah, kemudian ada yang mengatakan bahwa tanah atau daerah yang akan dipakai untuk membangun rumah tersebut ada “penunggunya”, lalu orang yang membangun rumah tersebut segera membawa sembelihan ayam atau ternak apa saja untuk dikuburkan di tanah tersebut. Berarti di sini, dia menuju ke yang menunggu tersebut (jin) dengan sesuatu hal (tumbal sembelihan) dengan maksud agar ketika menempati rumah tersebut dia tidak diganggu oleh jin si penunggu tersebut… dan contoh lain yang mana antum juga bisa mengetahuinya jika dihubungkan dengan realita.
Jika
orang tidak mengetahui bahwa ketika dia
membuat tumbal atau sesajian itu adalah bentuk penuhanan selain Allah,
atau
bentuk mempertuhankan selain Alloh, maka berarti sebenarnya dia belum
memahami
makna laa ilaaha illallaah, dan jika dia belum memahami makna laa
ilaaha
illallaah maka dia itu belum muslim.
Oleh
karena itu aneh
sekali apabila ada orang yang mengudzur para pelaku syirik akbar karena
kebodohan, karena justeru di antara syarat laa ilaaha illallaah
adalah memahami
atau mengetahui makna laa ilaaha illallaah. Sedangkan jika orang
melakukan
kemusyrikan karena ketidaktahuannya berarti dia belum memahami makna laa
ilaaha
illallaah, dengan kata lain dia belum merealisasikan salah satu
syarat laa
ilaaha illallaah, yaitu al ilmu, dan jika demikian
maka
Islamnya belum sah.
Ini
adalah makna
Alihah, kata jamak dari ilah yang artinya tuhan-tuhan selain
Alloh, yaitu orang dituntut untuk meninggalkan atau berlepas diri dari
pada
ilah-ilah atau tuhan-tuhan selain Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.
Dan
ketika orang mengucapkan laa ilaaha illallaah akan tetapi dia
belum
meninggalkan hal-hal tadi maka dia belum mengamalkan laa ilaaha
illallaah ini.
b.
Arbab
Arbab
adalah kata
jamak dari rabb yang artinya pengatur, maka dari itu
Alloh disebut Rabbul ‘alamin yang artinya Tuhan Pengatur alam
semesta.
Rabb
adalah pengatur. Ini berarti berhubungan
dengan aturan atau undang-undang. Karena Allah yang menciptakan alam
semesta,
maka Alloh-lah yang berhak menentukan hukum, baik itu hukum kauni (hukum
alam)
maupun hukum syar’iy, karena Alloh adalah Rabbul ‘alamin…
Sebagai
konsekuensi
daripada laa ilaaha illallaah, maka kita harus menafikan rububiyyah (pengaturan)
dari
selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tidak ada yang berhak untuk
mengatur, tidak ada yang berhak untuk menentukan hukum, aturan,
undang-undang
selain Alloh, karena Alloh adalah Rabbul ‘alamin…
Ketika
sifat ini
diberikan kepada selain Alloh, maka ini berarti telah memberikan salah
satu
sifat Alloh kepada makhluk-Nya. Jadi, orang yang mengklaim bahwa dirinya
berhak
untuk membuat hukum atau undang-undang maka berarti dirinya itu telah
memposisikan dirinya sebagai tuhan. Dan orang yang mengikuti aturan
orang yang
mengklaim berhak membuat hukum tersebut berarti telah beribadah kepada
kepada
si arbab (para pengaku tuhan selain Alloh) tersebut.
Kita akan
mengetahui
makna rabb dari firman Allah Subhanahu Wa Ta’alaberikut
ini:
“Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan
rahib-rahib mereka sebagai arbab (tuhan-tuhan) selain
Allah
dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka
diperintahkan kecuali mereka hanya menyembah Tuhan Yang Esa, tidak ada ilah (Tuhan
yang
berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Alloh dari apa yang mereka
persekutukan”. (QS. At Taubah: 31)
Dalam
ayat ini Alloh memvonis orang Nashrani
dengan lima vonis:
1.
Mereka telah mempertuhankan para alim ulama dan
para
rahib
2.
Mereka telah beribadah kepada selain Allah, yaitu
kepada alim ulama dan para rahib
3.
Mereka telah melanggar Laa ilaaha illallaah
4.
Mereka telah musyrik
5.
Para alim ulama dan para rahib itu telah
memposisikan
dirinya sebagi rabb.
Imam
At Tirmidzi meriwayatkan,
bahwa ketika ayat ini dibacakan oleh Rasululloh shalallahu ‘alaihi wa
sallam di hadapan ‘Adiy Ibnu Hatim (seorang sahabat yang asalnya
Nashrani kemudian masuk Islam), ‘Adiy Ibnu Hatim ketika mendengar
ayat-ayat ini
dengan vonis-vonis tadi, maka ‘Adiy mengatakan : “Kami
(orang-orang
Nashrani) tidak pernah beribadah kepada alim ulama dan rahib (pendeta)
kami”,
Jadi maksudnya dalam benak orang-orang Nashrani adalah; kenapa Allah
memvonis
kami telah mempertuhankan mereka atau kami telah beribadah kepada mereka
padahal kami tidak pernah shalat atau sujud atau memohon-mohon kepada
mereka.
Maka Rasul mengatakan: “Bukankah mereka (alim ulama dan para
rahib)
menghalalkan apa yang telah Alloh haramkan terus kalian ikut
menghalalkannya,
dan bukankah mereka telah mengharamkan apa yang Alloh halalkan terus
kalian
ikut mengharamkannya?”. Lalu ‘Adiy menjawab: “Ya”,
Rasul berkata lagi:Itulah bentuk peribadatan mereka (orang
Nashrani) kepada mereka (alim ulama dan para rahib).
Jadi,
orang-orang Nashrani merasa bahwa yang
namanya ibadah itu adalah shalat, ruku, sujud, mereka tidak merasa
bahwa
apa yang mereka lakukan itu adalah sebagai bentuk kemusyrikan, mereka
juga
tidak menyadari bahwa sikap setuju dan mengikuti dalam pengharaman apa
yang
telah Alloh halalkan dan penghalalan apa yang Alloh haramkan itu adalah
sebagai
bentuk kemusyrikan.
Di antara
faidah yang
bisa diambil dari hadits di atas adalah bahwa vonis MUSYRIK di dalam
ayat
tersebut bukanlah dengan sebab mereka shalat atau sujud kepada alim
ulama dan
para rahib mereka, akan tapi dikarenakan ketika alim ulama membuat
hukum atau
mengaku berhak membuat hukum, terus hukumnya diikuti, ditaati dan di
komitmeni
oleh orang-orang yang ada di bawahnya, maka Alloh memvonis hal itu
sebagai
bentuk peribadatan. Jadi yang namanya arbab itu adalah yang
membuat hukum selain Alloh atau yang mengaku berwenang membuat hukum
selain
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.
Arbab
adalah tuhan-tuhan pengatur yang membuat
hukum selain Alloh, dan dalam surat At Taubah: 31 ini alim ulama dan
para rahib
adalah mereka yang membuat hukum di samping Alloh ta’ala, kemudian hukum
buatannya itu diikuti oleh orang-orang Nashrani tersebut, maka
perbuatannya ini
(membuat hukum) artinya telah memposisikan dirinya sebagai arbab
(tuhan-tuhan
pengatur selain Alloh). Sedangkan orang yang mengikuti hukum tersebut
atau
komitmen untuk mentaatinya dan merujuk kepada hukumnya itu maka Allah
memvonisnya
sebagai orang-orang yang telah beribadah kepada alim ulama (ahli ilmu)
dan para
rahib (para pendeta), atau dengan kata lain Alloh memvonisnya sebagai
orang
musyrik.
Jadi,
konsekuensi
daripada Laa ilaaha illallaah ini adalah berlepas diri dari
segala pembuat
hukum selain Allah dan berlepas diri dari setiap hukum selain yang
bersumber
dari Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Maka jika orang tidak memahami
bahwa penyandaran hukum kepada selain Alloh itu adalah termasuk
kemusyrikan dan
termasuk pelanggaran terhadap Laa ilaaha illallaah berarti
keislamannya belum
sah.
c.
Andad
Andad
adalah kata
jamak daripada nidd yang artinya tandingan, maksudnya
di sini adalah sesuatu yang memalingkan kamu dari Islam (tauhid), dan
ini bisa
berbentuk harta, isteri, anak, suku/adat atau tanah air. AllahSubhanahu
Wa
Ta’ala befirman:
“Janganlah kamu menjadikan andad selain Allah sedangkan kamu mengetahui”(QS. Al Baqarah [2]: 22)
Contoh:
Seorang ayah punya anak yang sakit, dia
sudah berobat ke mana-mana, kemudian dia putus asa dan akhirnya karena
ada yang
menyarankan untuk pergi ke dukun akhirnya dia pergi ke dukun tersebut
dan
diapun mengikuti apa yang disarankan si dukun itu, maka si anak ini
telah
menjadi andad bagi si ayah yang menjerumuskannya ke dalam kekafiran, dan
ketika
dia mengikuti apa yang disarankan si dukun demi kesembuhan anaknya itu,
maka
berarti dia sudah keluar dari Islam karena sudah melanggar laa ilaaha
illallaah.
Contoh:
Atau umpamanya orang tahu bahwa
demokrasi itu syirik, sumpah untuk loyalitas kepada hukum thaghut itu
syirik,
akan tetapi karena gaji bulanan dan berbagai tunjangan yang menggiurkan,
akhirnya dia mengikrarkan sumpah setia kepada hukum thaghut ini supaya
mendapakannya. Ini berarti kecintaan kepada dunia telah memalingkan dia
dari
tauhid dan Islam, dunia telah menjadi andad bagi dia.
Sebagai
konsekuensi daripada laa ilaaha
illallaah, maka orang harus menjauhi hal-hal seperti itu, jangan
sampai hal
tersebut memalingkan orang daripada tauhid…
d. Thaghut
Laa
ilaaha illallaah
menuntut untuk menafikan dan berlepas diri dari thaghut. Thaghut diambil
dari
kata thughyan yang artinya melampaui batas.
Batas
makhluk adalah beribadah, batas makhluk
adalah mengikuti aturan Alloh, batas makhluk adalah memutuskan dengan
hukum
Alloh, batas makhluk adalah berposisi di batas makhluk, tidak mengklaim
atau
mengaku mengetahui hal yang ghaib apalagi memposisikan diri sebagai
Tuhan atau
mengklaim berwenang membuat hukum. Batas makhluk adalah mengajak untuk
beribadah kepada Alloh.
Ketika
batas ini dilampaui; di mana orang yang
seharusnya mengajak untuk beribadah hanya kepada Alloh tapi dia malah
mengajak
untuk membuat tumbal, sesajian, atau untuk melaksanakan hukum buatan
manusia
atau untuk mengikuti sistem selain syari’at Alloh atau mengajak untuk
menganut
idiologi selain ajaran Islam, maka hal itu adalah thaghut.
Begitu
juga orang yang seharusnya mengikuti
aturan Alloh, tapi dia malah membuat hukum selain hukum yang Alloh
turunkan,
maka siPembuat hukum itu juga adalah thaghut.
Orang
yang seharusnya memutuskan dengan apa yang
Alloh turunkan ─karena dia sebagai makhluk Alloh─, akan tetapi dia malah
memutuskan dengan selain apa yang Alloh turunkan maka dia juga adalah
thaghut.
Alloh
menetapkan bahwa pengetahuan terhadap yang
ghaib itu hanya milik Allah, akan tetapi ketika orang mengklaim bahwa ia
mengetahui hal yang ghaib, maka ia telah memposisikan dirinya sebagai
tuhan dan
dia telah melampaui batasannya sebagai makhluk, sedangkan konsekuensi
daripada
laa ilaaha illallaah adalah kita harus menafikan hal-hal tersebut.
Jadi
firman Alloh:
“Maka ketahuilah,
bahwa sesungguhnya bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadati
kecuali Alloh” (Muhammad: 19),
adalah penegasan prihal kewajiban untuk mengetahui kandungan makna
kalimat
tauhid ini, yang mana ini adalah syarat sah baginya, sebagaimana yang
disabdakan Rasululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Siapa
yang mati sedangkan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang
berhak
diibadati selain Alloh, dia pasti masuk surga” (HR Muslim)
dasarmu opo, iso muni ngono kuwi?
BalasHapusojo seneng nyempitna kuwasane gusti alloh...................
BalasHapussyirik karo ora kuwi gumantung atine.., ora koo cangkemmu..............
Halah halah le, bocah wingi sore, urung tau mati bae omongane koyok kyai, iki budoyone wong jowo, ora usah serik ati, wong jowo tanpo agomo wis mulyo uripe, mulo tanah jowo ora di tumuruni agomo, sebab wong jowo ora tau gegeran karo sapodo padane umat koyok utekmu sing keminter.. sinau disik sing tenanan, golek guru sing lungid ing pambudi, ben ngerti toto kromo ugo tatanan budoyo.....................
Hapusbudaya dan agama tidak bisa satu mas... jangan di campur aduk... blajar agama yang bener baru tau apaitu syirik yang sebenarnya
BalasHapusLagek iso sisi ae kakean cocot lak laermu ndisiki wali songo gaeo statment ngunu pantes mending jogoen ati lan utekmu cek gak ngilok2no wong lio
BalasHapusSok tau bener sih.
BalasHapusBagian mananya yang terlihat sirik.
Dari pesantren mana lu..
Anteknya FPI ya....
Makanya, belajar agama jangan dari buku doank. apalagi dari internet.
BalasHapuskalo belajar musti ada gurunya..
biar ndak keblinger
terus lek aku ate nyembah watu, koen ate laopo cok? ini budaya, jangan dikaitkan dengan caramu menyembah tuhan.
BalasHapusurusan moral dan ketaatan itu urusan pribadi dengan tuhan. bukan urusanmu cok.
Semoga kamu selamat ya dek, enggak jadi teroris karena bodoh, degil, buta akal dan nurani dan lebih mencintai kekerasan ajaran pedang dari arab daripada kelembutan toleransi dari ajaran leluhurmu sendiri..
BalasHapusKamu, dan semua anak seusiamu yg membaca doa pengharapanku ini..
Aminkan ya dek...semoga Auwloh SWT mengabulkan _/\_
mainkan game kesayangan kamu di donacopoker dan dapatkan bonus 2x setiap harinya dan ada yang menarik dari donacopoker di hari natal dan kemeriahan tahun baru nanti donacopoker akan memberikan bonus deposit sebesar 50.000 tunggu apalagi jangan samapai kehabisan
BalasHapusAgen poker online
Agen poker online
Judi Kartu Online
bandar qq donacopoker
jadi tunggu apalagi hubungi kontak di bawah ini agar kamu tidak penasaran lagi
BBM : DC31E2B0
LINE : Donaco.poker
WHATSAPP : +6281333555662